Home

Selasa, 02 November 2010

Membuat Subnetting di kelas B, apakah sesulit yang dibayangkan?

Pada penulisan artikel kali ini, saya akan mencoba untuk menjelaskan apa yang disebut dengan subnetting, tepatnya pada IP yang berada di kelas B. Pertama-tama, mari kita lihat pengertian dari subnetting itu sendiri, yang dimana subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host ID.

Dan Jika kita memiliki suatu IP address kelas B dengan IP Public yang terkoneksi dengan internet dan ternyata kita memerlukan lebih dari satu Network ID untuk koneksi, maka kita harus melakukan pengajuan permohonan ke lembaga pengelola (IANA atau PANDI) untuk mendapatkan tambahan suatu IP Address yang baru sedangkan IP Public tersebut jumlahnya terbatas hal ini dikarenakan menjamurnya situs-situs di internet untuk mengatasi ini dapat dikelola IP Address-nya secara mandiri dengan metode subnetting dimana kegunaannya untuk memperbanyak Network ID dari satu Network ID yang telah kita miliki.


Ada 2 alasan utama melakukan mengapa subnetting dibutuhkan:

1. Kita akan Mengalokasikan IP address yang jumlahnya terbatas, tetapi efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

2.  Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.


Selanjutnya, kita masuk kedalam Penyetingan Subnetting di kelas B, sebelumnya, kita lihat gambar dibawah ini untuk melihat IP Address kelas B



Oktet pertama dan kedua merupakan network ID dan oktet ketiga dan keempat merupakan host ID, pada IP address kelas B
Untuk pengaplikasian Subnettingnya, kita bisa buat pemisalan, dimana kita melakukan sebuah subnetting pada IP class B, dan kita akan mencari 12 Network ID yang bisa kita gunakan didalam sebuah jaringan, berikut adalah caranya :
1.       Pertama-tama kita hitung terlebih dahulu angka 12 ada didalam kisaran 2n berapa.
Angka 12 ada di:


24 = 16 dan 23 = 8 sehingga yang kita pakai adalah pangkat n=4. Karena jika kita memakai n=3 jumlah subnetnya akan mengalami kekurangan.

2.       Selanjutnya kita buat tabel seperti dibawah ini :




3.       Yang terakhir adalah cara perhitungan oktal ditabel diatas, dimana kita memakai pangkat n=4, maka kita mulai pada oktet ke-3 (karena kita memakai kelas B) yang dibagi menjadi 4 biner. 4 biner awal pada oktet ketiga merupakan kombinasi dari biner 1 dan 0, sedangkan 4 biner terakhir diisi angka biner 1 semua. Cara menghitungnya, kita mengkonversikan biner oktet ketiga tersebut ke dalam bilangan desimal.

Dan Hasilnya adalah sebagai berikut:
  1. N . N. 0. 0 – N. N. 15. 255
  2. N . N. 16. 0 – N. N. 31. 255
  3. N . N. 32. 0 – N. N. 47. 255
  4. N . N. 48. 0 – N. N. 79. 255
  5. N . N. 80. 0 – N. N. 143. 255
  6. N . N. 144. 0 – N. N. 159. 255
  7. N . N. 160. 0 – N. N. 175. 255
  8. N . N. 176. 0 – N. N. 207. 255
  9. N . N. 208. 0 – N. N. 223. 255
  10. N . N. 224. 0 – N. N. 239. 255
  11. N . N. 240. 0 – N. N. 255. 255
Dari uraian diatas kita dapat mengetahui ada 11 kelompok IP address yang dapat digunakan pada subnetting.

Demikian Artikel tugas saya mengenai pembuatan kelas IP B, semoga bermanfaat, assalamualaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar